Selasa, 15 November 2011

SAPUIJUK



Ijuk adalah sebuah nama yang diberikan kepada seorang anak laki-laki yang sekarang berusia 14 tahun..Ijuk hidup dalam keluarga sederhana yang cukup bahagia, walau tak didampingi oleh sang Ayah yang sudah 3 tahun dipanggil oleh sang pencipta...Ijuk merasa terlahir didunia menjadi anak yang bersemangat, ceria dan pandai bergaul. Dibalik kesuksesan Ijuk menjalin hubungan sosial dengan banyak orang, Ijuk pun merasakan bahwa dirinya juga terlahir menjadi anak yang pas-pasan khususnya dalam kehidupan sekolahnya.

Dia merasakan banyak kekurangan dalam hal prestasi akademis disekolah, ijuk pun tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya jika harus dihadapkan dengan ruangan yang penuh dengan kursi, meja, murid-murid, guru dan seabrek materi pelajaran yang harus ijuk cerna dan pahami setiap hari.

Keputusasaan menerpa ijuk dikala ijuk selalu diingatkan dengan kejadian-kejadian semasa dia bersekolah selalu mendapatkan tekanan dari orangtuanya kalau ijuk harus berprestasi, harus mendapatkan nilai bagus, mendapatkan ranking 5 besar dll, karena ijuk mengerti hal itu tidak mungkin terjadi selama nilai rapotnya selalu terbakar setiap semester.

Dalam lamunnya tiba-tiba terdengar suara pintu digedor...dor...dor...dor... Ijuuuuukk!!! Ternyata itu suara emak yang memanggilnya dari luar kamar... bergegaslah ijuk membuka pintu dan bertemu emak... ternyata emak meminta ijuk untuk bergegas karena ijuk hari ini ada bimbingan belajar. Owh iya, selain bergaul dan bersekolah, ijukpun masih mengikuti kegiatan bimbingan belajar yang harus diikuti 5 kali dalam seminggu sepulang sekolah....

Bayangkan apa yang terjadi dalam kehidupan ijuk yang selalu berkutat dengan dunia sekolah dan bimbingan belajar hampir setiap hari...tapi ijuk tak pernah merasakan manfaatnya, karena hasilnyapun tak jauh beda...rapot kebakaran.....
Dengan muka yang tak bersemangat, ijuk pun berangkat ketempat bimbingan belajar yang tak jauh dari rumahnya.... di sepanjang jalan, ijuk hanya menggerutu kenapa hidupnya selalu begini, semua mata pelajaran yang ijuk pelajari tak pernah masuk dalam otaknya, nilai ujian selalu dibawah rata-rata, ijukpun berbicara dengan dirinya sendiri “ Apa yang salah denganku ya??” sambil berjalan tak melihat jalan dan menggaruk-garuk kepalanya...”jeduk”, aduuuh teriak ijuk karena tersandung batu besar yang ada didepannya... sambil kesal ijukpun marah-marah sendiri. Bukannya ijuk melanjutkan perjalanan ke tempat bimbingan belajar, ijuk malah duduk diatas batu itu dan melihat jalanan yang begitu banyak orang lalulalang. Sambil memegang kakinya yang sakit, ijuk berfikir mengapa hidupnya selalu begini, apa yang salah dengannnya, sampai hanya sekedar jalan saja masih sempat tersandung batu besar.

Ijukpun berfikir keras dan berusaha menganalisa apa yang terjadi dengan dirinya, muka serius pun terlihat jelas dari ijuk.. dalam fikirnya ijuk pun berhasil menganalisa” seharusnya saat aku berjalan menggunakan mataku dengan baik tanpa harus memikirkan hal-hal yang membuat aku kesal, aku tidak perlu menabrak atau kesandung batu besar ini... aku hanya harus fokus dengan tujuanku jalan menuju tempat bimbingan belajarku itu saja???. Mungkin ini yang terjadi dalam dunia sekolahku juga, karena aku tak bisa fokus dalam tujuanku untuk apa aku bersekolah.

Tiba-tiba ijuk berdiri dan seringai wajah nampak bahagia, “ aku harus berubah, aku harus bisa melanjutkan hidupku dengan tujuan yang jelas, jadi aku bisa lebih fokus...dan ijukpun berlari ketempat bimbingan belajarnya dengan bersemangat.
Selesai pulang dari bimbingan belajar, ijukpun langsung merebahkan badannya dikasur dan mulai merenungkan keinginannya untuk berubah, ijuk masih terlihat bingung tentang apa yang harus ia lakukan untuk melakukan perubahan dalam hidupnya ini. Tak sempat selesai berfikir, ijukpun malah tertidur diperaduannya.

Dalam tidurnya ijuk bermimpi datang ke suatu tempat yang tidak pernah ia kenal sebelumnya, tempat itu seperti lorong panjang begitu gelap, lembab dan pengap.. ijukpun hanya mampu berjalan mengikuti arah lorong itu, selangkah demi selangkah ijuk jalani, ijukpun menemukan satu titik cahaya yang membawanya kesuatu tempat yang sangat indah, ijuk melihat danau ditengah hutan dengan udara yang segar, angin berhembus sepoi-sepoi dan suara burung berkicauan, tak lama ijuk menikmati keindahan itu, pandangan ijuk teralih ketengah danau itu ijuk melihat ada satu rumah kecil yang begitu indah dengan pintu dan jendela kaca yang bening serta jalan setapak berbentuk jembatan yang berujung pada tengah danau itu, ijukpun menghampiri dan melihat keadaan rumah itu, setelah sampai dan menyempatkan untuk berkeliling, ijuk tak melihat ada penghuni, lalu ijuk berjalan melewati jembatan itu dan membawa ijuk semakin ketengah danau, ia menyempatkan untuk duduk diujung jembatan dan mencelupkan kakinya ke danau..tak lama menikmati itu, tiba-tiba ijuk terkaget karena ada seorang kakek-kakek menyapanya dari belakang...........